KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DI KABUPATEN KARAWANG


Halaman : 56 - 65

Penulis : Ermaya Sari Bayu Ningsih, Sri Hennyati

Edisi : Volume IV Nomor 2 Juli 2018

Jurnal : JURNAL BIDAN MIDWIFE JOURNAL

Tahun : 2015

ISSN : 2477-3441

ISSN Online : 2477-345X


Ermaya Sari Bayu Ningsih, Sri Hennyati

Perilaku kekerasan seksual kepada (child sexual abuse)merupakan indikasi adanya gangguan pada kesehatan mental seseorang.Data P2TP2A dan LK3 menilai kasus kekerasan seksual pada anak masih tinggi di Kabupaten Karawang, data dari POLRES Karawang pada tahun 2014 -2015 sebanyak 83 kasus dengan kriteria kekerasan dalam berpacaran 56 kasus, cabul/molestasi 27 kasus. Tujuan penelitian yaitu mengkaji fenomena sosial berupa kekerasan seksual pada anak di Kabupaten Karawang dengan menggali informasi tentang perilaku seks menyimpang dan mengkaji langkah antisipasi dan alternatif solusi untuk mengatasi kekerasan seksual pada anak.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yaitu studi fenomenologi yang mempelajari segala sesuatu terkait kejadian kekerasan seksual pada anak di Kabupaten Karawang, pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, studi dokumentasi dan FGD. Subjek penelitian berjumlah 21 orang dengan kriteria informan kunci, informan utama, informan triangulasi/ tambahan, analisis data mnggunakan analisis isi atau content analysis.

Kekerasan seksual pada anak di Kabupaten Karawang di picu oleh adanya disorientasi seksual pada orang dewasa, kurangnya pengawasan orangtua terhadap anak, tidak terkontrolnya sumber informasi dan faktor sosial budaya yang masih tabu dengan pendidikan seks usia dini. Diharapkan meningkatkan peran serta kepolisian, P2TP2A, BKBPP, Dinas Sosial/ LK3, dan pemangku kepentingan/ stakeholder.


Behavior of sexual violence to children (Child Sexual Abuse) is indication of any disturbance on mental health of someone. Data P2TP2A and LK3 assessed of sexual violence case on children were still high in Karawang City, data from the police station of Karawang city in 2014 -2015 were as many as 83 cases with the criteria for violence in the dating scene 56 cases, obscene/molestasi  were 27 cases. Research purposes are looking at the social phenomena in the form of sexual violence on children in Karawang City with obtain information about abuse in sexual behavior, review of anticipatory measures and alternative solutions to overcome sexual violence on children.

The study was done with a qualitative approach, it is phenomenology namely the study who studies all relevant scene of sexual violence on children in Karawang City, data collecting were done with interview observation, study documentation and FGD. The subjects of study were 21 respondents with the criteria of key informants, main informants/triangulation additional data analysis used the contents or analysis content analysis.

Sexual violence on children in Karawang City, it was triggered by the sexual disorientation in adult people, lack of supervision parents against children, there is no control sources of information and social and cultural factors that are still taboo with sex education an early age. It is expected that the increasing the role of the police officers, P2TP2A , BKBPP, the social department or LK3 and stakeholders.


KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK DI KABUPATEN KARAWANG

ABSTRAK

Perilaku kekerasan seksual kepada (child sexual abuse)merupakan indikasi adanya gangguan pada kesehatan mental seseorang.Data P2TP2A dan LK3 menilai kasus kekerasan seksual pada anak masih tinggi di Kabupaten Karawang, data dari POLRES Karawang pada tahun 2014 -2015 sebanyak 83 kasus dengan kriteria kekerasan dalam berpacaran 56 kasus, cabul/molestasi 27 kasus. Tujuan penelitian yaitu mengkaji fenomena sosial berupa kekerasan seksual pada anak di Kabupaten Karawang dengan menggali informasi tentang perilaku seks menyimpang dan mengkaji langkah antisipasi dan alternatif solusi untuk mengatasi kekerasan seksual pada anak.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yaitu studi fenomenologi yang mempelajari segala sesuatu terkait kejadian kekerasan seksual pada anak di Kabupaten Karawang, pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, studi dokumentasi dan FGD. Subjek penelitian berjumlah 21 orang dengan kriteria informan kunci, informan utama, informan triangulasi/ tambahan, analisis data mnggunakan analisis isi atau content analysis.

Kekerasan seksual pada anak di Kabupaten Karawang di picu oleh adanya disorientasi seksual pada orang dewasa, kurangnya pengawasan orangtua terhadap anak, tidak terkontrolnya sumber informasi dan faktor sosial budaya yang masih tabu dengan pendidikan seks usia dini. Diharapkan meningkatkan peran serta kepolisian, P2TP2A, BKBPP, Dinas Sosial/ LK3, dan pemangku kepentingan/ stakeholder.

Kekerasan Seksual, Anak, Kabupaten Karawang

SEXUAL VIOLENCE AGAINST CHILDREN AT KARAWANG REGENCY

ABSTRACT

Behavior of sexual violence to children (Child Sexual Abuse) is indication of any disturbance on mental health of someone. Data P2TP2A and LK3 assessed of sexual violence case on children were still high in Karawang City, data from the police station of Karawang city in 2014 -2015 were as many as 83 cases with the criteria for violence in the dating scene 56 cases, obscene/molestasi  were 27 cases. Research purposes are looking at the social phenomena in the form of sexual violence on children in Karawang City with obtain information about abuse in sexual behavior, review of anticipatory measures and alternative solutions to overcome sexual violence on children.

The study was done with a qualitative approach, it is phenomenology namely the study who studies all relevant scene of sexual violence on children in Karawang City, data collecting were done with interview observation, study documentation and FGD. The subjects of study were 21 respondents with the criteria of key informants, main informants/triangulation additional data analysis used the contents or analysis content analysis.

Sexual violence on children in Karawang City, it was triggered by the sexual disorientation in adult people, lack of supervision parents against children, there is no control sources of information and social and cultural factors that are still taboo with sex education an early age. It is expected that the increasing the role of the police officers, P2TP2A , BKBPP, the social department or LK3 and stakeholders.

sexual violence, children, Karawang regency

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  ×  7  =  21

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.