Pengaruh Modul Skrining Tumbuh Kembang terhadap Efektivitas Skrining Tumbuh Kembang Balita (Studi Eksperimen Terhadap Kader di Puskesmas Merdeka Dan Bogor Timur)


Halaman : 60-66

Penulis : Fuadah Ashri Nurfurqoni

Edisi : Volume III Nomor 2 Juli 2017

Jurnal : JURNAL BIDAN MIDWIFE JOURNAL

Tahun : 2015

ISSN : 2477-3441

ISSN Online : 2477-345X


Fuadah Ashri Nurfurqoni

ENGARUH MODUL SKRINING TUMBUH KEMBANG TERHADAP
EFEKTIVITAS SKRINING TUMBUH KEMBANG BALITA
Studi Eksperimen Terhadap Kader di Puskesmas Merdeka dan Bogor Timur
Fuadah Ashri Nurfurqoni1
1
Prodi Kebidanan Bogor, Poltekkes Kemenkes Bandung
ABSTRAK
Data dari laporan Dinas Kesehatan Kota Bogor, pada tahun 2015, menunjukkan dari 75.789 orang balita, baru 22,7 % yang
menerima pelayanan Stimulasi Deteksi Dini dan Intervensi Tumbuh Kembang (SDIDTK). Penelitian ini bertujuan melihat
pengarus modul skrining tumbuh kembang dalam meningkatkan efektivitas kader dalam melakukan skrining skrining
tumbuh kembang balita. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan pendekatan pre and post test design
without control. Responden adalah 30 kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bogor Timur dan Merdeka. Kriteria
inklusi: belum pernah mengikuti pelatihan skrining tumbuh kembang skrining tumbuh kembang, bekerja sebagai ibu rumah
tangga, rentang usia 20-45 tahun, pendidikan minimal SMA atau sederajat, aktif sebagai kader posyandu selama minimal 1
tahun. Kriteria eksklusi: sakit atau mengalami penurunan fungsi pada salah satu panca inderanya. Definisi operasional
efektivitas kurang dalam penelitian ini ialah jika skor pengetahuan dan keterampilan responden lebih kecil dari mean, belum
dapat melakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan menggunakan kuesioner Pre Skrining Perkembangan
(KPSP), maupun menginterpretasikan hasilnya secara tepat. Sedangkan yang dimaksud efektivitas baik adalah apabila skor
pengetahuan dan keterampilan lebih besar dari mean dan responden sudah dapat melakukan pengukuran pertumbuhan dan
perkembangan, serta interpretasinya secara tepat Intervensinya berupa modul skrining tumbuh kembang skrining tumbuh
kembang balita. Modul skrining tumbuh kembang dinilai efektif untuk meningkatkan keterampilan jika sedikitnya 10 (30%)
kader pengetahuan dan keterampilannya berubah dari kurang menjadi baik setelah diintervensi. Analisis data menggunakan
uji Mc Neamar. Hasil penelitian adalah semua responden bekerja sebagai ibu rumah tangga, berpendidikan terakhir SMA
dengan rentang usia 28-45 tahun, dan minimal telah 1 tahun menjadi kader. Hasil uji statistik menunjukkan adanya pengaruh
modul skrining tumbuh kembang kader terhadap pengetahuan (nilai p=0,039), keterampilan (nilai p=0,013), dan efektivitas
skrining tumbuh kembang balita yang dilakukan kader dengan nilai p=0,007. Saran perlu dilakukan modul skrining tumbuh
kembang kader secara merata dan berkala kepada kader posyandu guna meningkatkan kemampuannya dalam mendeteksi
tumbuh kembang balita
Kata kunci : pertumbuhan, perkembangan, anak
THE EFFECT OF MODULES GROWTH-DEVELOPMENT SCREENING TOWARDS THE EFFECTIVENESS OF GROWTH-DEVELOPMENT SCREENING IN CHILD UNDER 5 YEARS Experimental Studies on Cadres at Merdeka and East Bogor Public Health Centers
ABSTRACT
Data from Bogor City Health Department report, in 2015, shows off the 75 789 children under five years, only 22.7%
received care Stimulation, Early detection, Intervention Growth and Developmental. This study examines the screening
module growth and development in increasing the effectiveness of cadres in screening for growth and developmental
toddlers. This study was a quasi-experimental research with the approach of pre and post test design without control.
Respondents were 30 cadres Posyandu in Puskesmas East Bogor and Merdeka. Inclusion criteria: have not been trained
developmental screening of growth and development, work as a housewife, age range 20-45 years, at least high school
education or equivalent, is active as a volunteer posyandu for at least 1 year. Exclusion criteria: pain or decreased function
at least one of the five senses. The operational definition of effectiveness in this study is lacking knowledge and skills of the
respondents, when the score smaller than the mean, or have not been able to perform measurements of growth and
development of the questionnaire Pre-Screening Developments (KPSP), and interpret the results appropriately. While that is
a good effectiveness is when the score of knowledge and skills is greater than the mean and the respondents are able to
perform measurements of growth and development, as well as proper interpretation of measurement result. Screening
module growth is considered effective to improve skills if at least 10 (30%) cadres knowledge and skills change from less to
be good after the intervention. Data analysis used Mc Neamar. Results: All respondents worked as housewives, educated
past high school age range 28-45 years, and a minimum of 1-year membership cadre. Statistical test results showed the
influence of developmental screening module cadre of knowledge (p = 0.039), skills (p = 0.013), and the effectiveness of
developmental screening toddlers who do cadres, with p = 0.007. Suggestions necessary developmental screening module
cadres evenly and regularly to the Posyandu cadre to improve its ability to detect growth and development of toddler.
Key words : growth, development, child, toddler


Pengaruh Modul Skrining Tumbuh Kembang terhadap Efektivitas Skrining Tumbuh Kembang Balita (Studi Eksperimen Terhadap Kader di Puskesmas Merdeka Dan Bogor Timur)

ABSTRAK

Data dari laporan Dinas Kesehatan Kota Bogor, pada tahun 2015, menunjukkan dari 75.789 orang balita, baru 22,7 % yang menerima pelayanan Stimulasi Deteksi Dini dan Intervensi Tumbuh Kembang (SDIDTK). Penelitian ini bertujuan melihat pengarus modul skrining tumbuh kembang dalam meningkatkan efektivitas kader dalam melakukan skrining skrining tumbuh kembang balita. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan pendekatan pre and post test design without control. Responden adalah 30 kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Bogor Timur dan Merdeka. Kriteria inklusi: belum pernah mengikuti pelatihan skrining tumbuh kembang skrining tumbuh kembang, bekerja sebagai ibu rumah tangga, rentang usia 20-45 tahun, pendidikan minimal SMA atau sederajat, aktif sebagai kader posyandu selama minimal 1 tahun. Kriteria eksklusi: sakit atau mengalami penurunan fungsi pada salah satu panca inderanya. Definisi operasional efektivitas kurang dalam penelitian ini ialah jika skor pengetahuan dan keterampilan responden lebih kecil dari mean, belum dapat melakukan pengukuran pertumbuhan  dan perkembangan menggunakan kuesioner Pre Skrining Perkembangan (KPSP), maupun menginterpretasikan hasilnya secara tepat. Sedangkan yang dimaksud efektivitas baik adalah apabila skor pengetahuan dan keterampilan lebih besar dari mean dan responden sudah dapat melakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan, serta interpretasinya secara tepat Intervensinya berupa modul skrining tumbuh kembang skrining tumbuh kembang balita. Modul skrining tumbuh kembang dinilai efektif untuk meningkatkan keterampilan jika sedikitnya 10 (30%) kader pengetahuan dan keterampilannya berubah dari kurang menjadi baik setelah diintervensi. Analisis data menggunakan uji Mc Neamar. Hasil penelitian adalah semua responden bekerja sebagai ibu rumah tangga, berpendidikan terakhir SMA dengan rentang usia 28-45 tahun, dan minimal telah 1 tahun menjadi kader. Hasil uji statistik menunjukkan adanya pengaruh modul skrining tumbuh kembang kader terhadap pengetahuan (nilai p=0,039), keterampilan (nilai p=0,013), dan efektivitas skrining tumbuh kembang balita yang dilakukan kader dengan nilai p=0,007. Saran perlu dilakukan modul skrining tumbuh kembang kader secara merata dan berkala kepada kader posyandu guna meningkatkan kemampuannya dalam mendeteksi tumbuh kembang balita

pertumbuhan, perkembangan, anak

THE EFFECT OF MODULES GROWTH-DEVELOPMENT SCREENING TOWARDS THE EFFECTIVENESS OF GROWTH-DEVELOPMENT SCREENING IN CHILD UNDER 5 YEARS Experimental Studies on Cadres at Merdeka and East Bogor Public Health Centers

ABSTRACT

Data from Bogor City Health Department report, in 2015, shows off the 75 789 children under five years, only 22.7%
received care Stimulation, Early detection, Intervention Growth and Developmental. This study examines the screening
module growth and development in increasing the effectiveness of cadres in screening for growth and developmental
toddlers. This study was a quasi-experimental research with the approach of pre and post test design without control.
Respondents were 30 cadres Posyandu in Puskesmas East Bogor and Merdeka. Inclusion criteria: have not been trained
developmental screening of growth and development, work as a housewife, age range 20-45 years, at least high school
education or equivalent, is active as a volunteer posyandu for at least 1 year. Exclusion criteria: pain or decreased function
at least one of the five senses. The operational definition of effectiveness in this study is lacking knowledge and skills of the
respondents, when the score smaller than the mean, or have not been able to perform measurements of growth and
development of the questionnaire Pre-Screening Developments (KPSP), and interpret the results appropriately. While that is
a good effectiveness is when the score of knowledge and skills is greater than the mean and the respondents are able to
perform measurements of growth and development, as well as proper interpretation of measurement result. Screening
module growth is considered effective to improve skills if at least 10 (30%) cadres knowledge and skills change from less to
be good after the intervention. Data analysis used Mc Neamar. Results: All respondents worked as housewives, educated
past high school age range 28-45 years, and a minimum of 1-year membership cadre. Statistical test results showed the
influence of developmental screening module cadre of knowledge (p = 0.039), skills (p = 0.013), and the effectiveness of
developmental screening toddlers who do cadres, with p = 0.007. Suggestions necessary developmental screening module
cadres evenly and regularly to the Posyandu cadre to improve its ability to detect growth and development of toddler.

growth, development, child, toddler

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  −  1  =  7

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.